Medan, PKPA Indonesia – Dua perwakilan komunitas anak CLC (Child Led Campaign) Medan mewakili anak Indonesia dalam kegiatan Regional Child and Youth Partners Meeting (RCYPM) yang di selenggarakan oleh Tdh German (21/05/2022). Kegiatan ini dilakukan secara online dihadiri 28 anak dan orang muda perwakilan dari 7 negara Asia Tenggara. Diantaranya Indonesia, Myanmar, Thailand, Cambodia, Laos, Vietnam, dan Philippines.
Pada kegiatan ini anak-anak memberikan rekomendasi yang sudah mereka diskusikan pada kegiatan National Child and Youth Partners Meeting (NCYPM) sebelumnya tentang 4 isu hak anak yang menjadi prioritas. Perwakilan dari Indonesia memaparkan 4 isu utama dalam kegiatan tersebut yaitu isu pendidikan, isu lingkungan, hak-hak anak masyarakat adat, dan isu terkait kekerasan pada anak. Dua anggota CLC yang menjadi perwakilan dalam kegiatan ini adalah Syakirah dan Clara Khoiriah.
Syakirah salah satu perwakilan anak memaparkan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia masih terdapat banyak persoalan, salah satunya tentang metode belajar di Indonesia. Gagasan utamanya adalah tuntutan dari pendidikan saat ini yang mengharuskan siswa “mahir” semua materi ajar. Padalah, sudah pasti ada perbedaan kebutuhan pendidikan antara masyarakat di satu daerah dengan daerah lain, antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya. Namun kurikulum, tidak melihat perbedaan kebutuhan itu, yang penting adalah, semuanya harus mahir dalam semua materi pendidikan.
Permasalahan dan isu utama tentang hak anak yang disampaikan oleh perwakilan anak dan orang muda dari masing-masing negara menjadi satu kumpulan rekomendasi dimana rekomendasi ini nantinya akan dibahas pada kegiatan Regional Partner Meeting (RPM) di Bangkok tahun 2023 medatan. Pada kesempatan ini Shakira dan Clara menjadi salah satu kandidat yang dicalonkan untuk mengikuti Regional Partner Meeting.
Clara mengaku bangga dan bersedia mencalonkan diri karena menganggap kesempatan ini sangat bagian menjadi ruang belajar. Selain itu, clara juga ingin menyuarakan suara teman-teman di komunitasnya dalam upaya mengurangi kekerasan terhadap anak dan eksploitasi. (DMC – Aini)