
Deli Serdang, 30 Agustus 2025 – Yayasan PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) telah sukses menyelenggarakan pelatihan sesi 2 dengan tajuk “Pelatihan Kaji Cepat, Penyusunan SITREP, ER Plan, MEAL (ODM/PDM/CRM), dan Kobocollect” pada tanggal 25 – 27 Agustus 2025 lalu di Pancur Gading Hotel, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan ini sendiri dapat terselenggara melalui dukungan pendanaan dari ToGETHER dan Kementerian Jerman.
Pelatihan ini diikuti oleh lembaga-lembaga lokal mitra Peer Humanitarian Partner (PHP) yang berfokus pada penguatan kapasitas penanggulangan bencana berbasis komunitas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan teknis dalam melakukan kaji cepat situasi darurat, menyusun laporan situasi (SITREP), rencana tanggap darurat (ER Plan), serta pengelolaan dan pemantauan distribusi bantuan (ODM/PDM).
Kegiatan ini difasilitasi oleh Ismail Marzuki, Focal Point Person (FPP) Program ToGETHER sekaligus fasilitator yang berpengalaman dalam pengembangan kapasitas lembaga lokal di bidang kesiapsiagaan dan respons kebencanaan. “Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat peran strategis lembaga lokal dalam setiap fase penanganan bencana, mulai dari kaji cepat hingga evaluasi pasca distribusi,” jelas Ismail Marzuki yang ditemui di salah satu sesi pelatihan pada Selasa, (26/08).



Selama tiga hari, peserta terlibat dalam serangkaian sesi interaktif, simulasi lapangan, diskusi kelompok, dan studi kasus yang menggambarkan tantangan nyata di lapangan. Pendekatan pelatihan ini menekankan pentingnya koordinasi, akuntabilitas, serta perlindungan kelompok rentan, khususnya anak-anak dan perempuan dalam situasi darurat. “Melalui pelatihan ini, Yayasan Geutanyoe (YG) mendapatkan pengalaman baru dalam penggunaan KoboToolbox untuk menyusun Sitrep,” ujar Siti Azzahra dari Yayasan Geutanyoe (YG). Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Yayasan PKPA dalam memperkuat jaringan respons lokal yang tangguh, adaptif, dan berorientasi pada hak serta keselamatan masyarakat terdampak bencana. Diharapkan melalui pelatihan ini, kapasitas para peserta meningkat sehingga mereka mampu merespons situasi darurat dengan cepat dan tetap mengedepankan perlindungan bagi kelompok rentan, terutama anak-anak dan perempuan.