
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) melaksanakan dialog interaktif di dalam studio RRI Sulawesi Tengah dengan tema Menyiapkan Generasi Tangguh : Peran Guru Dalam Mendidik Kesiapsiagaan Bencana. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi proyek pengurangan risiko bencana berbasis komunitas di dua desa yakni Desa Pakuli dan Desa Pakuli Utara. Program ini dilaksanakan oleh PKPA atas dukungan dari Kinder Not Hilfe German.
Bencana alam yang terjadi menjadi ancaman yang serius bagi generasi muda dan memiliki dampak destruktif yang tidak hanya menyasar infrastruktur dan ekonomi, tetapi berbahaya juga bagi keselematan generasi muda. Kegiatan ini dipandu oleh Ibu Maria Imaculata dan menghadirkan dua narasumber, yakni Bapak Anwar.S.Sos, MM selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi dan Bapak Roynaldi S.Pdi selaku Kepala Madrasah MTS Alkhairat Pakuli.
Melalui diskusi ini beberapa point penting disampaikan oleh kedua narasumber. Pak roynaldi menyampaikan bahwa pendidikan kesiapsiagaan penting terutama bagi anak-anak dan perlu diintergrasikan dengan kurikulum pendidikan melalui penyusunan silabus. Sekolah dapat mengintegrasikan hal tersebut melalui pelajaran muatan lokal atau mengintegrasikan dalam pelajaran yang sudah ada dan mempertajam materi tentang mitigasi bencana.
Bapak Roynaldi menambahkan bahwa ada empat metode pembelajaran yang bisa digunakan yakni metode diskusi untuk memanfaatkan 30% teori agar anak-anak dapat diajak berdiskusi. Setelah itu anak-anak diajar untuk melakukan demonstrasi dan perlu kolaborasi dengan pihak yang berkompeten di bidang bencana. Lalu ada juga metode eksperimental yakni metode pengkajian bagaimana siswa dituntut untuk mengkaji bagaimana kearifan masyarakat dulu dalam mengetahui ciri-ciri banjir. Terakhir metode resistensi, yang mana dari kajian tersebut siswa bisa menyampaikan hasil kajiannya dengan bahasanya sendiri.



Dalam kesempatan tersebut Bapak Anwar.S.Sos, MM selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi menyampaikan komitmen untuk melihat dan mengkaji kembali terkait kebutuhan memasukkan materi mitgasi bencana ke dalam kurikulum KTSP. Jika tidak memungkinkan, kajian-kajian tersebut dapat dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakulikuler. Tidak hanya itu, beliau juga akan mencoba menyusun materi-materi pembelajaran terkait dengan kebencanaan sehingga kurikulum ini bisa diterapkan dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah bahkan jika perlu dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan paud.
Beliau menambahkan bahwa untuk rencana jangka panjang perlu dimasukan program program pendidikan yang berkaitan dengan program penanggulangan bencana kedalam undang-undang 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Harapannya komitmen bersama yang sudah disampaikan oleh kedua narasumber tersebut segera diimplementasikan ke dalam satuan pendidikan untuk menjaga anak anak Sulawesi Tengah dari ancaman bencana. (*)