Dharmasraya, 5 Agustus 2022
Yth. Seluruh umat manusia
Di dunia
Dengan hormat,
Berdasarkan perundang-undangan dunia anak yang sering kali dilanggar, surat ini ditulis. Wahai manusia, ketahuilah bahwasanya dunia anak saat ini sedang mendung oleh konflik tetek bengek. Taman bermain kanak-kanak tidak seaktif biasanya. Bangku sekolah satu persatu mulai kosong, anak-anak berseragam sekolah menghilang. Tiada keceriaan yang terpancar di wajah mereka melainkan rasa takut dan gelisah yang tergambar.
Anak-anak yang malang hari ini sedang meringkuk di bawah dipan, takut dihukum orang dewasa lantaran koran yang dijajakan tidak berkurang sama sekali. Anak-anak yang malang hari ini sibuk bekerja, memakai dasi merah layaknya pegawai kantoran padahal hanya penjaja asongan. Anak-anak yang malang hari ini berlari-lari di taman imajinasi, membayangkan masa depan yang lebih baik. Hari ini mimpi mereka terlihat sempurna, tapi mereka lebih sadar bahwa itu hanya sebuah angan yang sulit dijangkau oleh tangan.
Hari ini mulut mereka dibungkam, lalu apakah kelak mereka akan menjadi pembungkam juga? Atau malah menjadi pengasih yang menyimpan luka masa kecil? Anak-anak yang malang, tidak seharusnya mereka tinggal di dunia karena tempat terbaiknya hanya nirwana. Namun, apakah mereka harus digendong ke nirwana dengan segera? Tentu saja tidak!
Yang perlu dibuka adalah mata manusia, bukan pintu nirwana. Dunia tetaplah tempat yang Tuhan kodratkan sebagai teman bermain anak-anak, tempat menimba kasih sayang, dan mencicipi pelajaran mendewasa yang mereka dapatkan dari lingkungannya. Yang harus dilakukan sekarang adalah menyadarkan semua insan, bahwa anak-anak adalah harta yang harus dijaga. Anak-anak adalah masa depan dunia yang tidak boleh rusak.
Sebagai umat manusia yang arif dan bijaksana, hendaklah memahami betapa konflik kekerasan anak harus segera diselesaikan dan dihentikan. Harus ada sanksi yang tegas untuk menghukum oknum-oknum yang gemar merusak harta seberharga ini. Harus ada jaminan masa depan anak-anak terlindungi. Kepada siapa anak-anak menghamba dan mengiba kalau bukan pada orang dewasa.
Demikianlah, surat ini ditulis tidak untuk dibaca semata atau hanya dibuka lipatannya lalu berakhir di tempat sampah. Surat ini ditulis untuk menyadarkan seluruh umat manusia tentang mereka yang sering melalaikan kewajibannya, membangun dunia selayaknya nirwana bagi anak-anak.
Hormat saya,
Salma Nur Aini