
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) menyelanggakan Kegiatan Dialog Anak dengan Pemangku Kepentingan di Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu melalui Program Stopping Cyber Crime Against Children: More Safety and Protection on The Internet yang biasa disebut Global Program (GP). Program ini dilaksanakan dengan dukungan dari KNH German dan didanai oleh Kementrian Jerman. Kegiatan dilaksankan pada tanggal 27 Juni 2024 dan berlokasi di Jazz Hotel Kota Palu.
Peserta pada kegiatan ini merupakan perwakilan dari instansi pemerintah Kota Palu, yaitu Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Dinas Sosial Kota Palu, DP3A Kota Palu serta DP3A Provinsi Sulawesi Tengah. Tidak hanya instansi pemerintah, kegiatan ini juga mengundang siswa-siswi perwakilan osis dan guru pendamping perwakilan sekolah, serta perwakilan forum anak Nosarara kota Palu.
Dialog anak dengan pemerintah bertujuan agar anak-anak dapat menyampaikan saran dan juga rekomendasi mereka kepada para pemangku kepentingan. Anak-anak diberikan wadah dan kesempatan untuk berdialog langsung mengenai kebijakan perlindungan anak di ranah online dengan satu isu yang sedang masif dibicarakan saat ini yaitu Cyber Safety. Kegiatan dibuka oleh Lajuardi selaku Koordinator Program Cyber Safety di kota Palu dan dalam pidatonya menyampaikan bahwa dialog ini adalah waktunya kita semua untuk mengunggah apa yang ingin kita sampaikan kepada para pemangku kepentingan, dan mempertanyakan apakah selama ini kita sudah cukup memberikan kebijakan dan informasi yang layak untuk anak-anak.
”Kegiatan ini harus benar-benar dimaksimalkan agar melahirkan rekomendasi dan kebijakan yang dampaknya bisa dinikmati sampai kepada generasi kita selanjutnya.” Lanjut Lajuardi sebagai pesan tambahan pada pidato tersebut.
Dialog anak dengan pemerintah pada hari ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Putu selaku Psikolog Klinis, Tenaga Ahli Penanganan Kasus di UPTD PPA Provinsi Sulawesi Tengah, Asrul yang merupakan perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi sulawesi Tengah, serta Nabila selaku perwakilan Satgas Digital Safety. Tidak hanya itu, dialog kali ini juga dimoderatori oleh Virli yang juga merupakan perwakilan Satgas Digital Safety.
Dialog berlangsung sangat intens dan pesertapun aktif bertanya dan melibatkan diri menyampaikan rekomendasi dan saran mereka. Putu juga berulang kali mengingatkan bahwa saat ini tindakan Cyber Crime yang sering terjadi pada anak adalah fenomena Love Bombing dimana itu adalah bentuk manipulasi atau pelecehan psikologis yang biasanya orang lakukan dengan tujuan melecehkan. Asrul juga menegaskan bahwa seharusnya sekolah menjadi tempat aman dan nyaman untuk belajar bermain dan melakukan aktivitas lainnya, tetapi kerap ditemukan bahwa sekolah menjadi tempat yang banyak ditemukan kekerasan baik secara fisik maupun verbal.



Di akhir sesi Nabila menyampaikan bahwa saat ini dia sedang mengikuti zoom regional dialog dengan komunitas anak dari 3 negara dimana mereka mendapatkan wadah untuk saling bertukar budaya dan hal apa yang banyak terjadi di era digitalisasi saat ini. Sebelum menutup sesi talk show, tak lupa virli memberitahukan bahwa saat ini PKPA sedang menginisiasi pemilihan Child Online Protection Ambassador atau duta perlindungan anak di ranah Online dimana ini merupakan rangkaian dari pekan Hari Anak Nasional 2024. Di sesi akhir Wardi dan Kiki membagi tiga kelompok yang merupakan gabungan dari dinas/pemerintah Kota Palu dan Provinsi, tenaga pendidik dan tentu saja kelompok anak. Wardi memandu agenda rencana tindak lanjut dengan membiarkan peserta memilih kegiatan yang diharapkan dapat melahirkan kebijakan yang melibatkan pemerintah, sekolah dan anak yang mana perwakilan kelompok diminta untuk memberikan presentasi singkat. Kegiatan berakhir dengan seremonial berfoto bersama. (*)