Blog

Pelatihan tentang “Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja”

Kekerasan seksual lebih rentan terjadi pada anak, remaja dan perempuan. Tren jumlah korban kekerasan seksual terhadap anak meningkat dari tahun ke tahun. Hal yang membuat semakin miris adalah, pelaku pelecehan seksual tersebut umumnya merupakan orang terdekat. Apabila permasalahan ini tidak dicarikan solusi segera maka tidak menutup kemungkinan semakin banyak anak yang akan menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual.

Anak remaja kerap kali belum memahami bentuk-bentuk dari kekerasan seksual. Oleh sebab itu pengetahuan kesehatan reproduksi dapat menjadi salah satu bentuk perlindungan diri bagi mereka. Sebab, pendidikan kesehatan reproduksi bisa menjadi cara anak remaja untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual. Pengetahuan yang benar seputar hal-hal tersebut akan memandu anak-anak untuk mengenali risiko dan ancaman yang datang kepadanya. Sehingga mereka dapat memahami pesan-pesan penting terkait kepemilikan tubuh, batasan-batasan tubuh, serta consent (persetujuan) dan terhindar dari berbagai kekerasan seksual. Apalagi sekarang, banyak pelaku kekerasan seksual berasal dari kalangan anak remaja itu sendiri.

Pentingnya mengedukasi kesehatan reproduksi ini adalah untuk memecahkan ketabuan di masyarakat terkait membicarakan seksualitas yang dinilai sensitive dan privasi. Oleh karena itu PKPA menginisiasi pelatihan tentang “Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja – Sebagai Upaya Pencegahan dan Melindungi Mereka dari Kekerasan Seksual”.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan sebanyak dua kali untuk 4 komunitas dampingan PKPA. Pelatihan pertama dilakukan pada tanggal 12 September 2022 di Kito Art Café, Kegiatan ini melibatkan orangtua dampingan, kader kelurahan Sei Agul dan Lalang serta remaja dampingan PKPA dari dua komunitas yaitu komunitas Ayahanda dan komunitas Pinang Baris. Pelatihan kedua dilakukan pada tanggal 21 September 2022 di Hotel Grand Impression, Medan. Kegiatan ini melibatkan kader kelurahan Kwala Bekala, orang tua dampingan serta remaja dampingan PKPA dari dua komunitas yaitu Komunitas Maju 8 dan Komunitas Kompos. Kegiatan ini melibatkan sekitar 30 peserta di setiap pelatihan dan langsung difasilitasi oleh kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana yaitu Bapak dr.Tengku Amri Fadli, M.Kes.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari seluruh peserta kegiatan. “Saya malu membahas hal hal yang kayak gini dengan anak saya apalagi anak saya perempuan, tapi setelah adanya pelatihan reproduksi ini, saya sadar ini penting dan saya akan mencoba berani untuk diskusi dengan anak anak saya terkait hal ini.” Papar Mukhlis, Orangtua Dampingan PKPA.

Kerjasama antar orangtua dan anak  remaja sangat penting demi menjaga kesehatan reproduksinya di kemudian hari. Dengan memahami itu semua, kita berharap anak remaja memiliki bekal pengetahuan sehingga terhindar dari perkawinan anak, mencegah kehamilan remaja, mencegah kekerasan berbasis gender yang terjadi pada anak, dan kita ingin membekali anak-anak supaya mereka tidak terjebak baik sebagai pelaku maupun korban kekerasan seksual. (DMC – Jujuk)

Kontak Pengaduan Kasus