
Bencana banjir bandang menjadi potensi risiko di hampir seluruh desa yang memiliki sungai besar, salah satunya Desa Bale, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala dan Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Donggala. Upaya pengurangan risiko yang dapat dilakukan dengan melakukan mitigasi dan peningkatan kapasitas masyarakat terkait Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Simulasi bencana banjir menjadi bagian dari peningkatan kapasitas masyarakat terkait PRB. Resillience Village Team (RVT) atau akrab dikenal Tim Tangguh Desa Bale dan Desa Sibalaya Utara bersama Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) menggelar kegiatan simulasi bencana banjir bandang akbar yang berlokasi di lapangan Dusun satu Desa Bale dan Lapangan Kantor Camat Tanambulava. Kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bale, Pemerintah Desa Sibalaya Utara, PMI Sulteng, PMI Kabupaten Sigi, BPBD Kabupaten Sigi, BPBD Kabupaten Donggala dan Puskesmas Wani. Kegiatan ini merupakan bagian dari program perlindungan dan partisipasi bagi masyarakat yang terkena bencana dan rentan di Sulawesi Tengah Melalui pengurangan resiko yang didukung oleh Malteser Internasional dan didanai oleh Kementrian German.
Simulasi banjir bandang akbar ini melibatkan seluruh unsur masyarakat diantaranya masyarakat desa, kelompok disabilitas, anak, guru, Forum Anak Desa, kader kesehatan, bidand desa dan kelompok credit union. Total peserta yang terlibat aktif sebanyak 200 orang. Peserta tidak hanya datang menyaksikan simulasi saja, namun mereka ikut mengambil peran dalam skenario simulasi. “Saya di kegiatan ini berperan jadi korban, saya mendapat pengalaman baru sekaligus belajar di kegiatan simulasi bencana ini” ungkap Fandi selaku Anggota Forum Anak Singgani Desa Bale. Hal ini juga dapat dilihat dari keterlibatan peserta yang menjadi korban luka, menjadi tim evakuasi dan penyelamatan, berperan jadi tim kesehatan dan tim psikososial yang memberikan trauma healing.
Peserta yang terlibat sangat antusias berperan dalam skenario simulasi. Simulasi ini bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat Desa Bale dalam merespon bencana banjir bandang. Selain itu, juga bertujuan untuk menguji kapasitas Tim RVT yang telah mendapatkan pelatihan dalam melakukan respon bencana banjir. Kegiatan ini juga dapat memberikan pengalaman dan pemahaman kepada peserta dalam melakukan tindakan pertolongan pertama korban, proses evakuasi dan penyelamatan serta cara menyelamatkan diri ketika terjadi banjir bandang.
“Tim RVT yang sudah mengetahui kegunaan dan fungsi alat PRB dapat mengimplementasikan pada saat kegiatan simulasi bencana. Sehingga dalam kegiatan ini juga secara langsung telah mengenalkan kepada masyarakat tentang alat-alat PRB yang telah digunakan baik mengevakuasi korban maupun tanda bencana tiba”. Ungkap Anugra, ketua RVT Sibalaya Utara.
Kegiatan simulasi bencana ini juga bisa dikatakan sebagai simulasi bencana yang inklusi dimana melibatkan kelompok rentan (disabilitas, anak dan perempuan). “Tim RVT Desa Bale sebelumnya telah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama oleh PKPA, hasil pelatihan itu akan dipraktekan langsung pada kegiatan simulasi ini. Harapannya Tim RVT jadi tim yang paling cepat tanggap jika terjadi bencana di desa.” ucap Lin Pratama Putri selaku Ketua RVT Bale.



Peran dari masing-masing Unit Tim RVT telah berjalan sesuai tugas dan SoP sehingga yang lebih banyak andil dalam kegiatan ini adalah anggota Tim RVT yang dibantu oleh PMI Sulawesi Tengah dan Puskesmas Wani. Kemudian Yaser selaku Sekdes Sibalaya Utara menyampaikan bahwa kegiatan simulasi bencana banjir bandang sangat mengedukasi masyarakat dengan melatih cara pengurangan risiko bencana dan memitigasi bencana bila terjadi. Selain itu, dengan memperkenalkan penanganan pertolongan pertama bagi korban juga dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat setempat.
Kegiatan ini ditutup dengan melakukan rapat bersama antara Pemerintah Desa Bale, RVT Bale, PMI Sulteng, BPBD Donggala, Puskesmas Wani dan PKPA. Adam selaku Kepala Desa Bale menutup kegiatan dengan menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam kegiatan. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan sangat membantu masyarakat dan pemerintah Desa Bale. Beliau juga berharap simulasi yang dilakukan dapat menjadi pembelajaran jika suatu hari terjadi banjir di desa. (*)