Blog

Asaku Bagi Anak Indonesia, Karya Said Ahmad

Tebing Tinggi, 12 Agustus 2022

Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia
Ir. H. JOKO WIDODO

Di
Tempat

Salam hormat dan penuh takzim.

Sebelum menuliskan banyak hal kepada Bapak sebagai wujud asa bagi anak Indonesia, perkenankanlah kiranya saya memperkenalkan diri. Nama saya Said Ahmad Raffi, siswa kelas XI IPA SMA Swasta R.A. Kartini yang terletak di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara.

Saya adalah anak Indonesia dan sejatinya menyimpan jutaan asa untuk anak-anak Indonesia. Sayangnya, akhir-akhir ini, asa tersebut seakan terenggut oleh banyaknya kasus kekerasan yang menimpa anak-anak di sepenjuru negeri. Anak-anak yang seharusnya dicintai dan dilindungi, ternyata sebagian masih harus mengarungi keseharian di tengah samudra penderitaan karena menjadi objek dari berbagai tindak kekerasan. Tubuh ringkih mereka didera siksa, dilecehkan, dan dijadikan sasaran kekejian. Semangat mereka dipatahkan agar tak berani menyuarakan perlawanan. Harapan mereka disirnakan supaya meyakini kekerasan sebagai takdir yang selayaknya diterima tanpa penentangan sedikit pun. Pelaku kekerasan pun bukan lagi orang yang lebih dewasa, melainkan juga sebaya yang seharusnya menjadi rekan senasib sepenanggungan dalam menghadapi berbagai masalah.

Ketika mendengar tentang akan diberlakukannya Kurikulum Merdeka, diam-diam asa saya kembali muncul bagi anak Indonesia. Saya berharap Bapak Presiden bersedia memerintahkan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar

konsisten mengintegrasikan Pendidikan Perdamaian dalam Capaian Pembelajaran tiap mata pelajaran serta Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Melalui live-in, projek peduli sayangi sesama, perjumpaan intensif dengan korban kekerasan, serta banyak lagi aktivitas lainnya, anak-anak Indonesia dapat diajak mengembangkan rasa cinta dan kepedulian tulus pada sebaya juga sesama, menyingkirkan budaya kekerasan, mengembangkan inner peace (prinsip damai dalam diri sehingga mampu menciptakan kedamaian), sekaligus teguh memperjuangkan pemenuhan hak asasi bagi diri dan orang-orang di sekitarnya.

Saya juga memohon agar Bapak Presiden bersedia menginstruksikan kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak agar benar-benar mampu memposisikan diri sebagai leading sector dalam perlindungan anak Indonesia. Jangan sekadar mengeluarkan siaran pers berisi keprihatinan terhadap kasus kekerasan terhadap anak yang kebetulan viral ataupun kecaman kosong pada pelakunya, melainkan harus intensif melakukan sosialisasi UU No. 35 Tahun 2014 mengenai Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak; menjamin penegakan hukum yang peka hak anak dalam setiap peristiwa kekerasan terhadap anak; memastikan anak korban kekerasan tidak kembali menjadi korban akibat pertanyaan menyudutkan dari penyidik maupun serangan balik dari pelaku yang ingin menutupi kejahatannya; memberikan pendampingan psikologis agar anak korban kekerasan dapat pulih dan bangkit; hingga menggandeng Menteri Dalam Negeri guna mendesak pemerintah daerah di seluruh Indonesia agar secepatnya mengadopsi Gagasan Kota Ramah Anak secara utuh, bukan hanya pemanis jelang kampanye Pilkada.

Saya juga berharap Bapak Presiden secepatnya memerintahkan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, serta Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban untuk merumuskan Surat Keputusan Bersama mengenai pedoman penanganan oleh lembaga penegak hukum dalam kasus kekerasan terhadap anak, jaminan perlindungan bagi saksi dan korban, pemberian kompensasi bagi korban, hingga hal-hal terkait lainnya. Jika Komnas Perlindungan Anak tak lagi terkendala kerumitan terkait legalitasnya, tepat juga jika melibatkan lembaga tersebut guna melakukan edukasi terkait hak-hak anak di berbagai instansi, lembaga, dan organisasi;

melengkapi kinerja baik yang telah ditunjukkan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Semoga Bapak Presiden berkenan membaca dan mempertimbangkan berbagai usul dalam surat yang sebenarnya lebih menyerupai curahan hati ketimbang media komunikasi ini. Semoga segenap asa saya takkan menjadi gema yang lekas lenyap, melainkan mewujud sebagai dorongan dan penyemangat untuk Bapak Presiden beserta seluruh jajarannya agar tegar serta konsisten memperjuangkan masa depan terbaik bagi anak-anak Indonesia.

Terima kasih Bapak Presiden.

Open chat
Kontak Pengaduan Kasus